
Epilepsi adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan kejang berulang akibat aktivitas listrik abnormal di otak. Kejang pada epilepsi dapat bervariasi, mulai dari episode singkat kehilangan kesadaran hingga gerakan tubuh yang tidak terkendali. Penyebab epilepsi sangat beragam, mulai dari faktor genetik, cedera otak, infeksi, hingga kondisi medis lain yang memengaruhi sistem saraf pusat. Meski merupakan salah satu gangguan otak paling umum di dunia, epilepsi masih sering disalahpahami dan dikelilingi oleh stigma sosial.
Menurut data dari World Health Organization (WHO), sekitar 50 juta orang di seluruh dunia hidup dengan epilepsi. Namun, banyak dari mereka tidak mendapatkan pengobatan yang memadai karena kurangnya akses layanan kesehatan, serta kurangnya pemahaman masyarakat tentang kondisi ini. Disinilah peran penting edukasi masyarakat dan penyuluhan seperti kegiatan yang dilakukan pada Purple Day menjadi sangat relevan.
Purple Day yang diperingati setiap tanggal 26 Maret adalah hari internasional untuk meningkatkan kesadaran tentang epilepsi dan mendukung mereka yang mengalaminya. Inisiatif ini dimulai pada tahun 2008 oleh Cassidy Megan, seorang gadis muda asal Kanada yang ingin mendorong pemahaman lebih besar terhadap epilepsi dan menghapus stigma yang sering dialami oleh penderita. Warna ungu dipilih karena melambangkan kesendirian dan perjuangan batin, sesuatu yang dirasakan banyak penderita epilepsi dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Peringatan Purple Day menjadi momentum global untuk menyuarakan pentingnya dukungan terhadap komunitas epilepsi—tidak hanya dalam bentuk pengobatan, tapi juga dalam hal penerimaan sosial, akses pendidikan, dan kesempatan kerja yang setara.
Tak ketinggalan, dalam rangka memperingati Purple Day ini, pada tanggal 14 April 2025, Departemen Neurologi Universitas Udayana mengadakan kegiatan penyuluhan di ruang poliklinik Neurologi yang berada di Gedung Wing Amerta lantai 3 RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah. Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat mengenai penyakit epilepsi, yang diharapkan bisa meningkatkan kewaspadaan mengenai penyakit ini. Penyuluhan ini diikuti oleh pasien serta keluarga pasien yang berkunjung ke poli Neurologi RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah.
Kegiatan diawali oleh kata sambutan dari Dr. dr. A. A. A. Meidiary, Sp.N(K) EEGer yang menyampaikan mengenai pentingnya pemahaman masyarakat mengenai epilepsi. Kegiatan dilanjutkan dengan penyuluhan mengenai epilepsi oleh dr. Putu Yogi Pramana, yang menjelaskan definisi, penyebab, serta apa yang harus dilakukan ketika mempunyai kerabat yang mengalami epilepsi, atau bahkan sebagai penderita epilepsi sendiri. Para peserta sangat antusias memperhatikan penjelasan ini. Kegiatan diakhiri dengan tanya jawab dan foto bersama.